Kerajaan Majapahit

alumni-services-101.com – Akar penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit lumayan lingkungan. Selaku kerajaan yang besar, Majapahit tidak cuma memiliki permasalahan sosial, ekonomi, dan keamanan saja. Di dalam badan kerajaan sendiri juga terdapat konflik internal yang menyebabkannya runtuh secara lama-lama.

Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha dengan kekuasaan yang luas. Wilayah yang terdapat di dasar kerajaan ini antara lain Semenanjung Malaya, Jawa, Kalimantan, Filipina, Papua, Sumatera, Papua, dan yang lain.

Kerajaan Majapahit

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri sepanjang kurang lebih 200 tahun. Di tahun terakhir berdirinya kerajaan 368MEGA ini, banyak aspek yang menimbulkan Majapahit hadapi kemunduran dan secara lama-lama runtuh. Aspek penyebab keruntuhan dari kerajaan ini antara lain:

1. Kematian Gajah Mada

Berbicara mengenai Majapahit tentu berkaitan dengan terdapatnya Gajah Mada, patih dan panglima perang dari kerajaan ini. Majapahit dapat meluaskan kerajaannya sebab Gajah Mada sanggup mengetuai pasukan kerajaan dengan apik. Kala jadi panglima perang, Majapahit terletak di masa kejayaan.

Populer dengan Sumpah Palapa yang diucapkan, Gajah Mada sanggup menyatukan segala Nusantara di dasar kerajaan Majapahit. Tidak cuma dapat memahami bermacam pulau, Gajah Mada juga dapat menaklukan kerajaan yang terdapat di Pahang, Temasik, dan juga Palembang.

Pada tahun 1364, Gajah Mada wafat dan membuat Majapahit kehabisan pemimpin militernya. Sehabis kematian Gajah Mada, kemerosotan politik di pusat pemerintahan Majapahit mulai terasa. Penerus dari Gajah Mada juga dinilai tidak sanggup buat membuat keputusan dan strategi sebaik dirinya.

Sebab tidak sanggup menanggulangi bermacam permasalahan militer dan keamanan, selepas Gajah Mada meninggal, kekuasaan yang Majapahit miliki mulai menurun. Banyak daerah yang memilih memberontak pada Majapahit dan memisahkan dirinya dari kekuasaan kerajaan tersebut.

2. Kematian Hayam Wuruk

Runtuhnya kerajaan Majapahit juga tidak dapat lepas dari kematian Hayam Wuruk. Hayam Wuruk adalah pemimpin kerajaan Majapahit yang berprofesi bertepatan dengan Gajah Mada. Bersama dengan Gajah Mada, Hayam Wuruk sanggup mengetuai Majapahit sampai mencapai puncak kejayaan.

25 tahun sehabis Gajah Mada wafat, Hayam Wuruk kesimpulannya mangkat dari jabatannya dan meninggal. Seragam dengan kematian Gajah Mada, kematian Hayam Wuruk membawa Majapahit jadi lemah. Belum lagi pengganti dari Hayam Wuruk tidak dapat berbuat banyak buat melindungi keutuhan kerajaan.

Sehabis kematian Hayam Wuruk, permasalahan internal di dalam kerajaan kian memanas. Terdapat perebutan tahta kerajaan dari para pewaris keluarga Hayam Wuruk, menimbulkan kepincangan politik yang parah. Pihak yang mengambil alih Hayam Wuruk merupakan menantunya.

Bernama Wikramawardhana, pemerintahan Majapahit hadapi kemunduran secara lama-lama. Pergolakan politik yang terjalin di dalam dan luar kerajaan nyatanya tidak dapat Wikramawardhana hadapi. Secara lama-lama, Majapahit juga kehabisan kekuatan dan kekuasaan atas wilayah yang dipunyai.

3. Perang Saudara

Wikramawardhana yang naik tahta jadi raja Majapahit nyatanya juga jadi penyebab terdapatnya perang kerabat. Perang kerabat yang lebih populer dengan nama Perang Paregreg ini ialah perang antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi.

Bhre Wirabhumi adalah anak dari Hayam Wuruk, tetapi dari selirnya. Bagi Bhre, dia layak jadi penerus kerajaan Majapahit sebab jadi anak dari Hayam Wuruk. Memanglah, saat Hayam Wuruk sakit, dia pernah mewasiatkan jabatan buat Bhre.

Hayam Wuruk berpesan kalau Wikramawardhana-lah yang akan jadi raja Majapahit. Tidak cuma itu, Bhre Wirabhumi juga menemukan jabatan dengan di beri kerajaan di sebelah timur Jawa. Sehabis Hayam Wuruk kesimpulannya meninggal, Bhre memanglah memperoleh kerajaannya sendiri.

Sayangnya Bhre tidak ingin tunduk dengan perintah Wikramawardhana selaku pemimpin Majapahit pusat. Dalam Perang Paregreg tersebut, Bhre kesimpulannya wafat dan konflik kerajaan berakhir. Tetapi masih mencuat perpecahan di dalam badan kerajaan.

4. Berdirinya Kerajaan Demak

Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit berikutnya merupakan berdirinya kerajaan Demak, kerajaan ini dipandu oleh Raden Patah. Raden Patah ialah anak dari putra raja Majapahit bernama Kertabumi. Kertabumi memanglah pernah menikah dengan seseorang wanita Tionghoa, Siu Ban Chi.

Dari perkawinan tersebut, Raden Patah lahir dan jadi seorang pangeran yang hebat dan cakap. Kala mengetuai kerajaan Demak, Raden Patah sukses memahami 2 pelabuhan utama di Jepara dan Gresik. Dengan memahami 2 pelabuhan tersebut, perdagangan kerajaan Demak maju pesat.

Tidak hanya tingkatkan perdagangan, kerajaan Demak juga memahami dataran penanam padi di dekat daerah tersebut. Secara ekonomi, kerajaan Demak terletak dalam keadaan yang lebih baik dibanding dengan kerajaan Majapahit.

Kerajaan Demak selaku kerajaan Islam juga mulai menghimpit kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Suasana yang tidak menentu di dalam internal kerajaan Majapahit membuat Demak unggul dalam bermacam bidang, secara lama-lama Majapahit juga kehabisan kewibawaannya.

5. Serbuan Kerajaan Demak

Runtuhnya kerajaan Majapahit diakibatkan oleh serbuan yang dicoba kerajaan Demak. Penyerangan tersebut dicoba pada tahun 1518 kala Patih Hawa jadi raja Majapahit. Majapahit menemukan serbuan tiba-tiba dari Pati Unus, patih dari kerajaan Demak.

Pada masanya Demak tengah yang dipimpin oleh Raden Patah dan mulai untuk membangun kekuatan militer yang besar. Penyerangan tersebut memanglah tidak membuat Majapahit langsung runtuh, tetapi di tahun 1527, sekali lagi kerajaan Demak melanda Majapahit.

Penyerangan kedua ini di pimpin oleh patih Sultan Trenggana, yang kesimpulannya membuat Majapahit hadapi pukulan besar. Serbuan yang dicoba oleh Sultan Trenggana tidak cuma sekali, tetapi berulang kali, sampai membuat Majapahit kalah.

Sehabis kekalahan tersebut, Majapahit terletak di dasar kekuasaan kerajaan Demak. Kekalahan Majapahit ini masih berlangsung di pemerintahan Raden Patah. Kala Raden Patah kesimpulannya sukses mengalahkan Majapahit, dia mengubah gelarnya jadi Sultan Patah.

6. Bangkitnya Kesultanan Melaka

Aspek lain yang menimbulkan runtuhnya kerajaan Majapahit merupakan bangkitnya kesultanan Melaka. Kebangkitan kerajaan ini mulai nampak jadi ancaman sungguh-sungguh untuk Majapahit di dekat tahun 1400. Saat itu kerajaan Melaka di pimpin oleh raja bernama Paramiswara.

Paramiswara ialah raja Palembang dari anak Si Aji, salah satu gubernur Majapahit. Memandang kekuasaan Majapahit yang kian lemah, Si Aji memutuskan buat membangkang dan mendirikan kerajaannya sendiri, yang setelah itu diketahui selaku kerajaan Melaka.

Aspek yang menimbulkan kesultanan Melaka unggul merupakan kepemilikannya pada selat Melaka. Kesultanan ini memiliki peranan yang besar dalam pertumbuhan selat Melaka, yang saat itu telah jadi pusat perdagangan yang besar.

Sebab selat Melaka jadi pusat perdagangan yang lebih menjanjikan, banyak orang dagang dari luar negara yang memilih berdagang di selat Melaka. Pelabuhan dan pusat perdagangan yang Majapahit miliki tidak lagi di lirik sebab dinilai tidak mendatangkan keuntungan.

Kerajaan Majapahit

Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Sebab hadapi bermacam permasalahan, baik secara internal maupun eksternal, kerajaan Majapahit kesimpulannya runtuh. Tahun keruntuhan Majapahit masih jadi perdebatan antar sejarawan. Terdapat yang berkata runtuhnya Majapahit terjalin di tahun 1389 sehabis Hayam Wuruk meninggal.

Tetapi terdapat pula yang berkata kalau kerajaan ini runtuh di tahun 1478 kala Perang Paregreg terjalin. Terdapat pula yang berkata Majapahit runtuh kala di serbu Sultan Trenggana pada 1527.

Demikianlah bermacam penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan ini hadapi banyak permasalahan saat sebelum betul-betul runtuh, yang membuat pertahanan politik dan militernya lemah.